November 23, 2008

Entah Ini Sindrom Apa


DIA marah besar bila bermula adegan rindu-merindui. Hatinya hancur-hancuran bila akal mati. Perjuangan hebatnya melawan rasa takut dalam diri. Takut dia setakut-takutnya.

Di mana salah yang terlakukan? Sedemikian tulus dibalas sedemikian? Hembusan nafas sekuat mana lagi yang mampu mengurang beban?

Sakitnya sakit tiada tara. Pedihnya terisi setiap rongga. Setelah sekian banyak yang dikorban demi menjaga. Pengorbanan yang melibatkan semua rasa dan cita.

Dia tercari-cari jalan untuk menghilang rasa galau yang terus merongrong batin ketika mata memberontak, meronta-ronta, meminta-minta satu kelibat. Galau yang tiada terbendung hanya mampu berhenti ketika tidur yang beberapa saat.

Ah! Ini bukan luka di tangan yang mampu disembuh dengan antiseptik.

Entah. Mungkin ada yang mengerti dan faham. Atau mungkin ada yang sangat mengerti dan sangat faham.

Kudos to the parent in killing their children slowly for the sake of loving them.

0 comments:

  

Back to TOP