Aku Ratapi
“Hadirmu bagai angin berkala penyeri cetera mimpi. Gemilangnya kita sejiwa di bawah pepayung ungu. Benak aku mula goyah bercita padamu aku pendam rasa cinta. Aku dibuai khayalan kita di pentas peterana.”
“Bila disinari kerdipan dian aku percaya kau ratna aku. Masakan hati aku tiada tertawan pada anggun satu wajah yang menyerlah.”
“Aku ratapi satu nostalgia, kau lemahkan hati sali aku ini. Aku ratapi setiap pertemuan, masih lagi aku meradai cinta di pintu hatimu.”
“Aku ratapi gelora kau curah, antara kita di manakah asmara? Aku ratapi dinginnya hatimu, menutup ruang tiada bisa aku menabur raksi.”
“Aku ratapi takdir kegagalan.”
* Inspired by Wan Barchiel.
0 comments:
Post a Comment